Kalau ingat zaman sekolah dulu aku paling kesel, sebel, males, huft nggak dech nggak mau balik lagi ke masa-masa itu lagi. Why??? karena aku punya guru pada galak semua teman-teman, nggak ada yang sabar dan pengertian. Kalau si guru menerangkan, dan aku nya memang nggak mengerti penjelasan beliau, tanya sedikit, dibentak, katanya sih disuruh baca dan pahami sendiri. Minta dengan sopan agar penjelasannya si guru di ulang, ealah rek kok malah melotot ke arah aku tuch guru. Serba salah dech pokoknya. Bisa-bisa aku dihukum berdiri, gara-gara si guru mengira aku tidak mendengarkan tuch penjelasannya. Wach kalau kayak gitu bisa-bisa stroke aku. Semuanya pada mengeluarkan api naga. Buahahaha (tertawa guling-guling ingat masa lalu). But terima kasih guruku karena kalian juga aku bisa seperti sekarang ini.
Ngomong-ngomong tentang guru, ada kok guru yang paling sabar. Dialah buku. Buku dengan sabarnya akan menjelaskan ilmu-ilmu yang terkandung didalamnya. Dia akan setia menemani kita hingga kita benar-benar mengerti. Dia juga merupakan gudang ilmu. Dia juga jendela dunia dan dia juga mempunyai banyak kosakata untuk kita. Dia adalah sumber ilmu bagi kita. Dengan sabarnya dia akan menuntun kita. Walau kita banting, kita injak-injak, kita corat-coret, kita buang dan kita ambil lagi, dia akan tetap memberikan yang terbaik buat kita. You are my everything, my books
Pernah dengar kalimat-kalimat ini kan.
"Sebaik-baik buah hati yang engkau kencani adalah buku jika kawan-kawanmu berkhianat, engkau bisa bercumbu dengannya jika engkau menitip pesan rahasia, dia akan menjaga akan engkau peroleh darinya hikmah dan kebenaran"
Pernah dengar kalimat-kalimat ini kan.
"Sebaik-baik buah hati yang engkau kencani adalah buku jika kawan-kawanmu berkhianat, engkau bisa bercumbu dengannya jika engkau menitip pesan rahasia, dia akan menjaga akan engkau peroleh darinya hikmah dan kebenaran"
Itulah buku, dia tidak pernah berkhianat kepada kita. Dia menjadi teman setia kita.
Suamiku membaca buku |
Bukuku adalah sahabatku yang akan selalu menyertaiku
Walaupun hartaku sedikit dan ketampananku sirna
Bukuku adalah ayah dan ibuku tercinta
Keduanya terwakili olehnya,
walaupun ayah dan Ibuku tiada
Bukuku adalah teman duduk terbaikku yang tiada pernah bosan
Pemandu kebenaran yang tak pernah jemu
Pemberi berita masa lalu yang telah berjalan berabad-abad lamanya
Seakan-akan aku melihat masa-masa itu masih ada
(Abu bakar AI-Qaffal)
Kami mempunyai teman duduk
yang tak bosan kami berbincang denganya
Mereka dapat dipercaya ketika ada atau tiada
Dari pendapat mereka kita tahu ilmu orang-orang terdahulu
Pemikiran, pendidikan, dan pendapat yang benar
(Kaltsum bin Amru Al-Atabi)
Lokasi : Kebun Bibit Surabaya |
Moment jalan-jalanpun tidak terlupakan dengan mampir ke perpustakaan
mini di Kebun Bibit. Selain sejuknya udara dengan pepohonan yang rimbun,
arena permainan anak-anak, beberapa satwa yang dijaga dan dilindungi,
dan kolam ikan dengan beragam warna, perpustakaan ini sangat membantu sekali buat para pelancong yang berada di kawasan ini. Sambil membaca
buku kita bisa leyeh-leyeh di tempat ini. Leyeh-leyeh disini bukan tidur
loh ya !!!
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)