Bulan depan tepat dua tahun usia pernikahan aku dan Tweety. Namun belum
juga ada tanda-tanda kehamilan. Hmmm, pasrah, mungkin sama Gusti Allah disuruh
pacaran dulu kali ya.
Okelah, aku akan menikmati indahnya dunia ini bersama Tweety dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba Nya, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba Nya di dunia ini.
Okelah, aku akan menikmati indahnya dunia ini bersama Tweety dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba Nya, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba Nya di dunia ini.
Tweety adalah suami yang kagok. Jarang sekali
mengucapkan kata cinta. Menurutnya, cinta itu tak perlu diucapkan, cinta itu perlu
dibuktikan. Memang benar, dari awal aku mengenalnya, hingga sekarang aku
menjadi istrinya nggak pernah mendengar kata cinta dari bibirnya.
Saat aku kecapekan pulang kerja ataupun habis beberes rumah, Tweety melihatku, kemudian dia menghampiriku dan menyeka keringat di keningku yang mulai gobyos dengan tangannya. Kemudian kecupan hangat mendarat dikeningku, lamaaaa sekali. Aku tau, dia mengungkapkan cintanya melalui hatinya ke hatiku. Sungguh luar biasa, aku bisa mendengar sesuatu dari hatinya, yaitu cinta yang tulus. Cinta tanpa hiatus :)
Saat aku kecapekan pulang kerja ataupun habis beberes rumah, Tweety melihatku, kemudian dia menghampiriku dan menyeka keringat di keningku yang mulai gobyos dengan tangannya. Kemudian kecupan hangat mendarat dikeningku, lamaaaa sekali. Aku tau, dia mengungkapkan cintanya melalui hatinya ke hatiku. Sungguh luar biasa, aku bisa mendengar sesuatu dari hatinya, yaitu cinta yang tulus. Cinta tanpa hiatus :)
Tidak hanya itu, bulan kemarin saat aku gajian, gajiku aku pakai buat beli baju kerja baru. Tweety melihat buntelan kresek putih
yang ada didalam tasku. Dia melihat dan mengeluarkan isi dalam buntelan itu.
“Itu baju, buat aku pakai kerja besok. Aku beli saat
istirahat siang. Soalnya baju kerjaku sudah pada kusam semua dan kekecilan semua” kataku sambil melipat beberapa baju yang sudah kering.
Tweety terdiam, dia menitikkan air mata, suaranya lirih “Maafkan
aku, aku belum mampu membelikan baju baru untukmu, dikarenakan banyak cicilan,
hutang dimana-mana”.
“Sudah lah Ty, lagian aku kerja karena izinmu juga, ini
rezeki kita bersama. Walau Tweety tak mampu membelikan baju baru, aku sangat
bahagia karena Tweety masih mengizinkanku untuk berkreasi di luar sana. Aku diizinkan ngeblog sampai lupa waktu. Aku yang
harus berterimakasih sama Tweety. Susah senang
harus kita tanggung bersama”
Tweety tersenyum, memelukku dan mendaratkan
ciuman dikeningku. Entah itu sudah ciuman keberapa kali setelah aku
menikah. Aku lupa. Dan saat itu, beban pikiran aku dan Tweety hilang
entah kemana, yang ada hanyalah senyuman, cinta, dan kasih sayang. Semoga kejadian ini akan berlanjut terus sampai nanti, untuk
menciptakan keharmonisan keluarga kita.
Bagaimana dengan kalian? Yuk ceritakan kecupan cinta dari orang-orang yang menyayangi kita, apakah kecupan mereka begitu bermakna di hati kita :)
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)