Hatiku hari ini berseri-seri, yesss aku senang sekali. Aku mau travelling besok bersama suami dan adik-adikku, mau menikmati pantai di kampung kelahiranku, yang mana pantai memang tempat liburan favoritku sedari dulu. Sudah nggak enak duduk, konsentrasi melayang kemana-mana saat kerja, gelisah sekali menanti nanti malam untuk segera berangkat menuju tempat terindah. Weekend ini, aku akan travelling lagi, lagi, dan lagi.
Sebelumnya, aku harus menyiapkan segala
sesuatu yang harus dibawa. Pakaian, perlengkapan mandi, kosmetik, kacamata,
sandal, kamera, dan Liang Teh Cap Panda. Mengapa Liang Teh Cap Panda harus
dibawa juga? Soalnya, liburan kali ini berhubungan dengan pantai, so pastilah
cuaca disana sangatlah panas, nggak cukup air minum saja, butuh yang
segar-segar untuk menghilangkan dahaga, so Liang Teh Cap Panda lah
solusinya.
Pulang kerja, aku langsung cap cus ke minimarket dekat rumah.
Kupastikan Liang Teh Cap Panda ada disitu, dan taraaaaaaa...aku
melihatnya. Asik sebagai bekal besok agar aku tak dahaga dan bisa
bersenang-senang di pantai tanpa harus bingung mencari toko yang menjual
minuman.
Pantai Jumiang menjadi pilihanku untuk
berlibur, berlibur sekalian pulang kampung. Pantai ini terletak di Kabupaten
Pamekasan Madura. Mungkin jika ditanya, apakah pantai ini masih perawan? Akan
aku jawab tidak, karena di Pantai Jumiang aktifitas para nelayan dan keluarga
nelayan semuanya tumpah ruah disini. Mulai dari melaut, menjaring ikan,
menjemur ikan, merangkai jaring, dan jual beli ikan dari para tengkulak
semuanya berbaur disini.
Untuk menuju ke lokasi pantai kita akan
melewati hiruk pikuk kerumunan orang seperti menjual dan menjemur ikan. Dan
setelah itu kita akan menemukan garis pantai putih yang sangat panjang, itulah
Pantai Jumiang. Untuk masuk ke wilayah ini tidak dipungut biaya sepeserpun.
Jadi kita bebas bermain sepuasnya.
Menikmati pantai seperti ini benar-benar
menggoda, belari-lari memburu angin, melempar batu ke tengah laut dan berteriak
untuk memecah kesunyian. Dan mengejar bulu babi. Di pantai Jumiang ini banyak
sekali bulu babi. Aku menemukan satu bulu babi yang berlari-lari di tiup angin.
Disisi pantai yang lain terdapat sebuah
bangunan tua yang sudah tak berbentuk. Hanya rangkaian batu bata saja yang bisa
aku lihat. Menurut cerita kakekku dulunya bangunan ini berupa Masjid pada zaman
Belanda, namun entah mengapa bangunan tua ini tak berfungsi. Kakeku tak bisa
menjelaskannya juga. Menurut pendapat pengetua yang lain, bangunan ini rusak
karena terkena pasang air laut. Dibelakang bangunan ini juga ada sumur tua yang
sudah tak berfungsi lagi. Inilah bukti sejarah pada masa itu, pada saat masih
di jajah Belanda.
Meninggalkan bangunan tua, aku bisa
melihat keindahan tanaman hijau didepannya. Indah sekali, bagaikan di negera
Tulip. Bunga-bunga ungunya yang bermunculan, ingin sekali memetiknya, namun aku
tak mau merusak alam. Biarkanlah bunga itu memberikan keindahan di Pantai ini.
Berjalan lagi, menuju sisi lain di Pantai
Jumiang. Aku melihat perahu nelayan. Perahu yang sudah kembali dari melaut dan
parker di tempatnya, Iseng-iseng aku menghampiri perahu itu, mencoba naik dan
berfoto denga gaya "Rose" di TITANIC.
Liburan kali ini sungguh menyenangkan.
Walau aku seharian penuh di tempat ini, aku merasa tubuhku tetap segar. Dengan
berbekal Liang Teh Cap Panda di tas ranselku dan aku meminumnya disaat cuaca
sangat panas. Hasilnya, aku kembali segar dan aku bisa melanjutkan bersenang-senang di tempat ini.
Terima kasih Liang Teh Cap Panda membantuku menikmati liburan yang sangat panas
di tempat ini. Besok pasti akan jalan-jalan lagi ke tempat yang lebih seru. Jalan-jalan terus, travelling terus, yang penting ada Liang Teh Cap Panda :)
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)