Aku mengenal lelaki itu saat aku kuliah, akhir kuliah tepatnya saat aku sibuk-sibuknya mengerjakan Tugas Akhirku. Dia selalu datang disaat weekend tiba. Jarak antara Banyuwangi-Surabaya selalu ditempuhnya setiap bulan sekali setelah dia menerima gaji. Banyuwangi adalah tempat dia berkarya untuk mendapatkan ilmu serta mendapatkan pundi-pundi uang untuk masa depannya. Surabaya menjadi pilihan liburan bulanannya selama kurang lebih 2 tahun. Dia selalu menemaniku jalan-jalan dan membantuku mengerjakan beberapa tugas kuliahku.
Aku memanggilnya Tweety, laki-laki yang terpaut hampir 7 tahun dari usiaku. Dia tidak tau arti romantis tapi berlagak menjadi laki-laki romantis, kencan saja bukannya ke café atau tempat yang ternyaman yang ada di Surabaya melainkan ke warkop disekitar kampus yang ada wifi-nya.
Dengan modal 15ribu dia berhasil ngandon dengan santainya selama berjam-jam di tempat itu bersamaku. Selain warkop, warteg pun menjadi langganannya hanya dengan 25ribu perut kami berdua sudah sangat kenyang dengan menu pilihan yang kami makan itupun sudah lengkap dengan minumannya.
Hadeuh, nraktir murah meriah dan nggak bondo mah ini. Untungnya aku tipe cewe yang nggak banyak bacot sekali nggak senang langsung sikat aja dan untungnya aku enjoy dengan kelakuannya. Berarti aku punya chemistry ama dia…ihiyyy
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sudah 2 tahun aku mengenal Tweety dan dengan lagak romantisnya dia mengirimkan kado ultah untukku. Pengiriman dari Banyuwangi ke Surabaya yang hampir seminggupun aku terima didepan kosku. Untuk tahun pertama Tweety mengirimkan aku boneka sponge bob dan untuk tahun ke dua sandal dengan bentuk Tweety aku terima. Senangnya bukan main dapet paket kiriman apalagi isinya kado, jarang-jarang sih mendapatkan begituan apalagi melakukan pengiriman ke luar kota.
Ya begitulah Tweety laki-laki yang tak romantis tapi berlagak romantis. Baru menginjak tahun ke tiga dia memberikan kado terindah itu berupa meresmikan hubungan kami. Ah Tweety, kau membuatku menangis karena aku tak percaya kalo aku sudah memiliki imam sekarang. Terima kasih atas kado terindahmu itu, buku nikah dan cincin emas sebagai mas kawinnya. Ini adalah kado terindahku sebagai seorang wanita, merasa dihargai, dicintai, dan dihormati.
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)