Cat lover atau yang dikenal dengan istilah pecinta kucing, itulah aku. Aku sayaaaaang banget ama hewan yang satu ini. Selain ngegemesin, juga bulunya lembut banget. Ada kesenangan tersendiri saat digigit atau dicakar oleh hewan lucu ini. Sayangnya, masih ada yang tega membuang dan membunuh hewan ini apalagi mereka yang sengaja ataupun tidak sengaja menabrak hewan ini di jalan raya. Aku kasihan, aku sedih, dan aku tak tega jika melihat mereka terkapar dengan darahnya. Aku akan menangis dan biasanya suamilah yang menjadi tempat curhatku.
Kucing kampung yang ada di Taman Prestasi Surabaya (Dokumen Pribadi) |
Semua kucing yang berkeliaran didepan mataku selalu menjadi magnet tersendiri. Kalau kotor dan banyak lukanya, aku hanya melihat dan kasihan. Mau aku pegang, tapi suamiku melarang. Takut ada virus katanya, ntar malah menular ke aku. Ya sudah deh, jadinya cuma melihat kucing itu dengan sedih.
Banyak kejadian yang aku alami bersama kucing, salah satunya adalah membantu menyelamatkan kucing yang sudah tertabrak truk tronton di jalan raya. Kucingnya udah mengap-mengap mau mati, tapi tetap aja aku bawa pulang untuk menyembuhkan luka dan sakitnya. Darahpun berceceran dimana-mana, suamiku ngomel-ngomel tapi tetep aja aku tak menggubris omelannya. Aku ingin membantu kucing itu, siapa tau dia bisa sembuh. Tapi sayang, keesokan harinya si kucing itu tiada. Aku sedih sekali, tapi aku juga udah sedikit lega karena bisa membantu si kucing. Suamiku yang bagian mengubur kucing itu di belakang rumah.
Cerita lain tentang kucing adalah si kucing kecil yang ada di kantor. Aku membawa kucing kecil dari tempatku bekerja, aku membawa kucing kecil itu pulang kerumah karena kondisi kucing kecil itu yang sangat memprihatinkan. Perutnya bolong, seperti sundel bolong. Banyak ulat dan belatung di perut kucing kecil itu, tapi anehnya kucing itu tetep hidup walau perutnya udah busuk. Aku bawa pulang kerumah dengan niatan ingin menyembuhkan luka diperut kucing kecil itu. Namun sayang, nyampek rumah suamiku ngomel-ngomel lagi, yang dibawa kalo nggak kucing hidup ya kucing mau mati. Emang disini Rumah Sakit kucing apa, omel suamiku.
Aku sedih, tapi aku tak menggubris omelan suamiku. Aku sembuhkan lukanya perlahan, aku belikan susu buat kucing kecil itu. Suara meongnya terdengar sedikit parau. Mungkin dia kesakitan...aku mengerti pus dengan rasa sakit itu. Dengan usaha yang maksimal, akhirnya 2 hari kemudian kucing itu mati. Mungkin ulat dan belatungnya telah memakan organ dalamnya. Aku sedih dan suamiku mendapat bagian mengubur kucing kecil itu. Sambil mengubur suamiku ngomel-ngomel, lain kali jangan bawa kucing kerumah lagi...
Nggak janji, kataku...
Banyak kejadian yang aku alami bersama kucing, salah satunya adalah membantu menyelamatkan kucing yang sudah tertabrak truk tronton di jalan raya. Kucingnya udah mengap-mengap mau mati, tapi tetap aja aku bawa pulang untuk menyembuhkan luka dan sakitnya. Darahpun berceceran dimana-mana, suamiku ngomel-ngomel tapi tetep aja aku tak menggubris omelannya. Aku ingin membantu kucing itu, siapa tau dia bisa sembuh. Tapi sayang, keesokan harinya si kucing itu tiada. Aku sedih sekali, tapi aku juga udah sedikit lega karena bisa membantu si kucing. Suamiku yang bagian mengubur kucing itu di belakang rumah.
Cerita lain tentang kucing adalah si kucing kecil yang ada di kantor. Aku membawa kucing kecil dari tempatku bekerja, aku membawa kucing kecil itu pulang kerumah karena kondisi kucing kecil itu yang sangat memprihatinkan. Perutnya bolong, seperti sundel bolong. Banyak ulat dan belatung di perut kucing kecil itu, tapi anehnya kucing itu tetep hidup walau perutnya udah busuk. Aku bawa pulang kerumah dengan niatan ingin menyembuhkan luka diperut kucing kecil itu. Namun sayang, nyampek rumah suamiku ngomel-ngomel lagi, yang dibawa kalo nggak kucing hidup ya kucing mau mati. Emang disini Rumah Sakit kucing apa, omel suamiku.
Aku sedih, tapi aku tak menggubris omelan suamiku. Aku sembuhkan lukanya perlahan, aku belikan susu buat kucing kecil itu. Suara meongnya terdengar sedikit parau. Mungkin dia kesakitan...aku mengerti pus dengan rasa sakit itu. Dengan usaha yang maksimal, akhirnya 2 hari kemudian kucing itu mati. Mungkin ulat dan belatungnya telah memakan organ dalamnya. Aku sedih dan suamiku mendapat bagian mengubur kucing kecil itu. Sambil mengubur suamiku ngomel-ngomel, lain kali jangan bawa kucing kerumah lagi...
Nggak janji, kataku...
Gemesss banget ama kucing :) (Dokumen Pribadi) |
Kalau kucingnya bersih dan lucu, aku masih dibolehkan megang dan elus-elus bulu lembutnya. Asalkan setelah memegangnya harus cuci tangan sampai bersih biar aman kalau megang makanan. Suamiku takut aku kenapa napa dengan bulu kucing. Takut inilah takut itulah. Padahal aku sudah bersahabat dekat dengan kucing sejak masih kecil, masih balita, masih belum sekolah.
Salah satu kucing yang ada di Taman Prestasi Surabaya (Dokumen Pribadi) |
Karena emang sayang banget ama hewan jenis ini, akhirnya aku menemukan akun si kucing lucu dan menggemaskan dari Los Angels. Nala, nama kucing itu... Nala Cat. Tingkahnya ngegemesin dan lucu banget. Bulunya bersih dan dia selalu tampak sehat setiap hari. Sudah satu tahun lebih aku jadi follower nya si kucing betina ini, si Nala Cat.
Tiap hari aku kemekel dan senyum-senyum sendiri melihat tingkah aneh dan lucunya Nala Cat. Badannya yang gembul bikin aku gemes dan menggendongnya. Matanya yang super jernih menandakan dia kucing yang sehat. Ah...si Nala Cat...beruntung banget deh kamu. Menjadi kucing terkenal diseantero negeri ini.
Gambar dari sini |
Gambar dari sini |
Kalian juga ingin berkenalan dengan Nala Cat si kucing betina yang ngegemesin ini? Langsung ke Instagramnya aja ya, disini :)
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)