Hidup berdampingan dengan tetangga memang memiliki aroma tersendiri. Aroma yang berwarna-warni, kadang senang kadang duka. Ya, begitulah hidup bersosial...
Kali ini aku ingin membahas rumput tetangga, mungkin setengah curhat yach...
Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau, mungkin itu ada benarnya juga mungkin ada salahnya :)
Diperumahanku yang berdempetan terkadang aku selalu melihat dan menganalisa keadaan tetanggaku. Sebenarnya sih no urus ya, maksudnya no urus dan no reken sih dalam kehidupan keluarganya... Disini aku selalu memperhatikan keharmonisan keluarganya, makanya kadang aku urus hehehe... Urus disini bukan yang sotoy dan lebay aku mengintrogasi si tetangga tapi mungkin dari kehidupan sehari-harinya aku sudah bisa membaca.
Hidup sederhana dengan 2 anak, dan dengan istri yang mengurus rumah tangga. Suami pergi pagi pulang sore. Setiap sore istri dan anak-anaknya menyambut ayahnya pulang. Kadang sang ayah membawakan buah tangan untuk anak dan istrinya, anak istrinya tersenyum senang dengan buah tangan yang dibawanya tersebut.
Keharmonisan dan kecukupan hidup dari Allah yang membuatku iri. Dengan uang yang pas-pasan yang diperoleh setiap harinya dari hasil berjualan mungkin kadang terasa kurang bagi aku dan suami yang suka jajan banyak tiap harinya.
Kadang suaminya curhat ke suamiku kalo pernah nggak nerima uang dalam sehari karena dagangannya nggak laku. Namun dia tetap bersyukur walaupun barang dagangannya nggak laku, karena itu semua rezeki dari Allah...yang penting kita Lillahi Ta'ala keluar rumah untuk mencari nafkah menghidupi keluarga, anak dan istri. Keluar rumah dengan niatan mencari nafkah untuk keluarga saja sudah pahala, apalagi membawa hasil...itulah rezeki yang sungguh luar biasa.
Sedangkan istrinya yang menjadi ibu rumah tangga yang kerjanya tiap hari mengurus rumah tangga, mengurus anak, selalu rajin beribadah seperti puasa Sunnah, sholat Dhuha, ngaji, dan masih banyak kegiatan positif lainnya. Dia selalu mendo'akan suaminya agar pulang membawa rezeki yang halal dan berkah untuk dimakan keluarganya.
Kadang aku iri dengan kehidupan mereka yang serba sederhana dan ikhlas. Dibandingkan dengan aku dan suami yang berangkat pagi pulang malam untuk mencari sesuap nasi aja kadang lupa untuk beribadah. Boro-boro puasa sunnah, sholat Dhuha aja udah jarang...
Ya Allah...semoga aku tertular hijaunya rumput tetangga itu. Tertular akan kekayaan hati dan ikhsannya. Ikhlasnya menerima semua rezeki Mu dan berharap ridho Mu Ya Rabb.
Disitulah mulai terusik bahwa rumput tetangga selalu tampak lebih hijau dengan keharmonisan dan cinta kasih berharap ridho dari Allah.
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)