Setelah makan siang di Restoran Padang di daerah Nusa Dua dan sempat tung itung itung pengeluaran makan yang nggak masuk akal, mini bus sewaan kami melaju ke destinasi wisata selanjutnya. Garuda Wisnu Kencana, kali kedua aku ketempat ini. Pertama pada tahun 2012 bersama teman-teman kantor dan sekarang tahun 2016 bersama teman-teman blogger suroboyo. Hidup memang indah, nggak disangka bisa kesini lagi membawa anak. Alhamdulillah...
Baca juga : Jalan-Jalan ke Tanjung Benoa - Bali
Sebelum beli karcis aku sempatkan berfoto dengan gadis Bali dengan pakaian adat Bali. Lumayan, buat kenang-kenangan dan bisa dibuat cerita kalo aku pernah ke Bali. Haghaghag...
Baca juga : Jalan-Jalan ke Tanjung Benoa - Bali
Sebelum beli karcis aku sempatkan berfoto dengan gadis Bali dengan pakaian adat Bali. Lumayan, buat kenang-kenangan dan bisa dibuat cerita kalo aku pernah ke Bali. Haghaghag...
Dengan membayar tiket masuk sebesar 70 ribu per orang di loket pembayaran, kami nggak harus antri lama. Soalnya pengunjungnya nggak terlalu ramai, selain karena siang hari yang cetar panasnya sampe ke ubun-ubun.
Baca juga : Jalan-Jalan ke Nusa Dua Peninsula Island - Bali
Suasana tempat ini masih tetap seperti dulu pada saat aku mengunjungi tempat ini di tahun 2012. Patung burung garuda yang masih belum berubah dan juga patung Dewa Wisnu yang masih seperti saat aku pertama kali kesini.
Beli tiketnya yang teratur ya, budayakan antri. Hehehe... Seperti blogger Suroboyo ini, mereka antri walaupun sudah nggak tahan ingin segera masuk GWK untuk melihat suasana didalam sana. Padahal yang antri hanya grup kita, blogger Suroboyo.
Nih, buat kalian yang ingin ke GWK dan masih bertanya-tanya tentang harga tiketnya udah aku fotoin. Untuk yang domestik harga tiketnya,
Dewasa : 70 ribu
Anak-anak : 60 ribu
Bebas biaya masuk untuk anak-anak 110 cm, jadi anakku Ayman bebas biaya masuk. Yang bayar cuma emak sama bapaknya aja 😀
Baca juga : Jalan-Jalan ke Nusa Dua Peninsula Island - Bali
Suasana tempat ini masih tetap seperti dulu pada saat aku mengunjungi tempat ini di tahun 2012. Patung burung garuda yang masih belum berubah dan juga patung Dewa Wisnu yang masih seperti saat aku pertama kali kesini.
Beli tiketnya yang teratur ya, budayakan antri. Hehehe... Seperti blogger Suroboyo ini, mereka antri walaupun sudah nggak tahan ingin segera masuk GWK untuk melihat suasana didalam sana. Padahal yang antri hanya grup kita, blogger Suroboyo.
Nih, buat kalian yang ingin ke GWK dan masih bertanya-tanya tentang harga tiketnya udah aku fotoin. Untuk yang domestik harga tiketnya,
Dewasa : 70 ribu
Anak-anak : 60 ribu
Bebas biaya masuk untuk anak-anak 110 cm, jadi anakku Ayman bebas biaya masuk. Yang bayar cuma emak sama bapaknya aja 😀
Asikkk... karcis sudah ditangan. Mari kita masuk GWK dan menikmati segala keindahan didepan mata. Melihat bukit kapur, pemandangan dari atas seperti bandara Ngurah Rai dan pantai.
Baca juga : Jalan-Jalan ke Waterblow - Bali
Sebelum masuk ke GWK, suamiku beli udeng di toko yang letaknya tak jauh dari GWK. Harga udengnya 25ribu, udah nggak bisa ditawar lagi. Asalkan suamiku bahagia, berapapun harga udengnya pasti akan aku IYA in. Dan... bernarsislah suamiku tercinta dengan udeng barunya. Yeayyy...
Berjalan diantara bukit kapur hanya untuk menghindari terik matahari. Maklum, siang hari kami datang ke tempat ini dan ternyata tidak begitu bersahabat jika membawa anak kecil.
Harus sembunyi-sembunyi mencari tempat yang teduh agar anakku tak kepanasan dan tidurnya tetap nyenyak. Eh, tapi... Ayman anak lanangku nggak tidur kok. Si kecil ikut-ikutan menikmati kemegahan monumen batu kapur ini. Si kecil nggak rewel selama berada di gendongan Ayahnya.
Harus sembunyi-sembunyi mencari tempat yang teduh agar anakku tak kepanasan dan tidurnya tetap nyenyak. Eh, tapi... Ayman anak lanangku nggak tidur kok. Si kecil ikut-ikutan menikmati kemegahan monumen batu kapur ini. Si kecil nggak rewel selama berada di gendongan Ayahnya.
Sebelumnya kami menyaksikan sendratari di panggung pertunjukan. Anakku melihat para penari tersebut, ah... dia sudah tau kalau didepannya ada hiburan. Senang sekali melihat hiburan di depan mata. Sebelum kami meninggalkan panggung, kami sempatkan untuk berfoto dengan penari-penari Bali ini.
Cilukkk baaaa...Ayman sedang menikmati hiburan didepannya. Bersama ayah, Ayman duduk anteng dan nggak rewel. Senang sekali soalnya Ayman bisa mengerti dengan keadaan. Kalau dia nggak boleh rewel selama jalan-jalan, dia harus mengerti bahwa emak dan bapaknya butuh piknik. Mmmuach....Mama sayang Ayman....
Untuk masuk dan melihat patung Dewa Wisnu kita harus memakai selendang warna kuning yang diikatkan di pinggang, ini berlaku untuk perempuan. Jika laki-laki memakai celana pendek maka dia harus memakai selendang warna ungu yang juga diikatkan pada pinggangnya.
Yang paling asyik adalah kita bisa menikmati pemandangan dari atas. Kita akan disajikan pemandangan yang sungguh menawan antara lain bisa melihat Bandara Ngurah Rai disaat pesawat lepas landas dan pantai Kuta dan Legian.
Tetap maunya bernarsis disetiap monumen, salah satunya di patung burung Garuda ini. Penampakan saat masih berdua dan penampakan setelah memiliki si kecil. Walau badan mengalami peningkatan tapi tak apalah yang penting masih bisa travelling happy-happy bareng teman-teman.
Foto ini diambil pada tahun 2012, 5 bulan setelah menikah.
Foto ini diambil tahun 2016, dengan anak pertama yang masih berumur 8 bulan.
Yang paling asyik adalah kita bisa menikmati pemandangan dari atas. Kita akan disajikan pemandangan yang sungguh menawan antara lain bisa melihat Bandara Ngurah Rai disaat pesawat lepas landas dan pantai Kuta dan Legian.
Tetap maunya bernarsis disetiap monumen, salah satunya di patung burung Garuda ini. Penampakan saat masih berdua dan penampakan setelah memiliki si kecil. Walau badan mengalami peningkatan tapi tak apalah yang penting masih bisa travelling happy-happy bareng teman-teman.
Foto ini diambil pada tahun 2012, 5 bulan setelah menikah.
Foto ini diambil tahun 2016, dengan anak pertama yang masih berumur 8 bulan.
Ada persewaan mainan segway, cukup dengan membayar 50 ribu per orang selama 10 menit kita bisa mengelilingi perbukitan kapur tersebut. Kalau aku pribadi kurang puas kalau hanya 10 menit, harus nambah 3 kali sewanya jadi 30 menit, jadi total 150 ribu.
Duh... aku kan backpakeran, nggak boleh boros donk harus hemat. Nggak jadi aja deh main segway-nya. Hehehe... tapi mengitari GWK dengan jalan kaki yang luasnya 240 hektar bisa membuat kaki gempor. Mendingan ya sewa mainan segway ini, tinggal berdiri saja dang ngenggggg jalan sendiri.
Duh... aku kan backpakeran, nggak boleh boros donk harus hemat. Nggak jadi aja deh main segway-nya. Hehehe... tapi mengitari GWK dengan jalan kaki yang luasnya 240 hektar bisa membuat kaki gempor. Mendingan ya sewa mainan segway ini, tinggal berdiri saja dang ngenggggg jalan sendiri.
Kalian kalau ingin ke tempat ini, mendingan sore hari. Jadi lumayanlah panas matahari nggak begitu menyengat. Cayooo... selanjutnya blogger Suroboyo mau mbolang ke Pantai Padang-Padang.
Yuk kita lihat keseruan Blogger Suroboyo ke pantai yang pernah menjadi tempat shooting bintang Holiwud. Hehehehe...
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)