Budi pekerti harus kita tanamkan di mana saja. Dirumah, dimasyarakat, dan disekolah. Semua harus memiliki budi pekerti tersebut, baik anak-anak maupun dewasa. Namun mendengar beberapa peristiwa yang dialami di era super maju sekarang, nilai-nilai budi pekerti tersebut kian luntur. Entah, berita aneh-aneh mulai beredar di masyarakat. Peristiwa nyeleneh dari mulai anak membunuh ibu kandungnya, murid menghajar gurunya, dan tawuran antar warga. Tiap hari selalu mendengar dan disetiap berita selalu menyajikan berita yang kurang berbobot itu.
Miris memang mendengar ibu dibunuh anak kandungnya sendiri. Sempat berpikir kemana sih pikiran mereka hingga rela membunuh orang yang telah mengandungnya selama 9 bulan. Yang merawat kita dari kecil hingga besar seperti sekarang. Astagfirullah...
Kemudian ada berita bahwa ada wali murid yang melaporkan guru anaknya disekolah karena guru tersebut memarahi anaknya lantaran si anak tidak mengerjakan PR.
Duh... memang zaman sudah berubah ya.
Dulu, saat aku masih sekolah memang pernah diperlakukan seperti itu tapi aku fine-fine aja. Ya aku nggak lapor ke ortu, walaupun lapor ke ortu malah ortuku menyalahkan aku karena aku punya salah dengan si guru.
Dulu, kalau aku lupa mengerjakan PR aku selalu dijewer. Dengan dijewer itu aku berusaha agar tidak lupa mengerjakan PR dan berusaha agar selalu tidak lupa dengan tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.
Dulu, kalau aku nggak bisa menjawab pertanyaan guru aku selalu dipukul dibagian telapak tangan. Tapi aku fine-fine aja, justru pukulan tersebut memacuku agar aku terus belajar dan bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar.
Dulu, waktu terlambat masuk kelas aku dihukum berdiri di halaman sekolah sampai pelajaran pertama selesai. Tapi aku tetap fine-fine aja, justru dengan adanya hukuman itu aku belajar tidak terlambat lagi.
Apa yang salah dengan hukuman guru? Hukuman tersebut malah memacuku menjadi semakin baik, semakin disiplin, dan semakin rajin.
Salah apa guru? Karena guru adalah pengganti orang tua kita disekolah.
Guru adalah orang tua kita yang kedua pengganti bapak dan ibu dirumah. Karena guru pula aku menadpatkan ilmu baru yang tidak didapatkan dirumah. Karena guru pula aku bisa seperti ini, karena dengan sabar mereka mengajari dan memberikan ilmu pada anak-anaknya disekolah.
Sekarang ceritanya mungkin beda, guru takut kepada murid-muridnya. Guru tidak bisa bertindak ketika murid-muridnya tidak mengerjakan tugas darinya, ketika murid datang terlambat kesekolah. Guru takut bertindak lantaran mereka takut dipidanakan oleh wali muridnya. Miris sekali...
Penanaman budi pekerti sejak anak-anak memang perlu. Mengajari mereka bertata krama dengan yang lebih tua. Mengajari mereka sopan santun agar kelak bisa membawa diri ditengah masyarakat. Budi pekerti memang perlu diterapkan, tidak hanya dirumah, disekolah dan dimasyarakatpun sangat perlu. Mengajari anak-anak kita berakhlak mulia, mengajari mereka nilai moral yang baik. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Nilai-nilai moral tersebutlah yang kian luntur dizaman yang moderen ini.
Menanamkan budi pekerti dirumah dengan mengajari anak hormat pada orang yang lebih tua, berbahasa yang baik dan sopan pada yang lebih tua, jika disuruh bapak ibu hendaknya dilaksanakan, membantu bapak dan ibu tanpa disuruh, meringankan pekerjaan bapak dan ibu seperti menyapu halaman, mencuci piring, dan masih banyak lainnya.
Insyaallah jika anak dirumah sudah diajari berbudi pekerti seperti itu, maka disekolah maupun di lingkungan masyarakat anak-anak bisa membawa dirinya berlaku sopan dan berbudi pekerti luhur.
Oh Ibu dan Ayah selamat pagi,
Ku pergi sekolah sampai kan nanti
Selamat belajar nak penuh semangat
Rajinlah belajar tentu kau dapat
Hormati Gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman.
Semoga semua anak-anak Indonesia berbudi pekerti luhur. Saling hormat menghormati pada yang lebih tua dan sayang menyayangi pada yang lebih muda.
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)