Kalau dengar kata sampah mungkin sebagian orang akan cenderung berpikir bahwa sampah itu kotor, menjijikkan, dan bikin polusi. Yapzzz, nggak salah sih. Bisa dikata benar juga. Aku pribadi mendengar kata sampah, yang muncul pertama kali adalah kotor dan bau.
Sampah sendiri selalu menjadi bagian dari hidup kita, gimana nggak menjadi bagian hidup selama kita mengkonsumsi segalanya menggunakan bungkus plastik, kertas, kardus, dan lainnya. Contohnya saja, beli peralatan mandi seperti sabun, sampo, dan pasta gigi.
Pasti kan bungkusnya setelah habis dipakai akan dibuang. Tidak hanya peralatan mandi, peralatan cuci seperti bungkus detergent, bungkus sabun pencuci piring, pembersih lantai, yah masih banyak lagi deh pokoknya. Pasti bungkus itu nantinya akan jadi sampah dan kian hari akan menumpuk.
Pasti kan bungkusnya setelah habis dipakai akan dibuang. Tidak hanya peralatan mandi, peralatan cuci seperti bungkus detergent, bungkus sabun pencuci piring, pembersih lantai, yah masih banyak lagi deh pokoknya. Pasti bungkus itu nantinya akan jadi sampah dan kian hari akan menumpuk.
Beruntung banget hari Sabtu tanggal 2 Desember 2017 kemarin datang ke acara yang bagus banget. Acara yang sangat mengedukasi ini berlangsung di Hypermart Pakuwon Surabaya dengan mengusung tema “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah” yang bekerjasama dengan Unilever dan Hypermart.
Mbak Nurul selaku MC membuka acara dengan pembukaan tentang pengenalan sampah. Siapa yang tidak tahu sampah, pasti semuanya sudah sangat familiar dengan barang ini. Sampah itu sudah ada dalam kehidupan sehari-hari kita.
Mbak Nurul juga mengajak menyaksikan video tentang dampak dari sampah dalam jangka panjang. Video yang amat miris sekali karena saat aku melihat video tentang sampah yang bertebaran dimana-mana. Di sungai, laut dan dasar laut dimana biota-biota laut sudah mendapatkan dampak terburuk dari sampah.
Sedih banget pasti melihatnya, hanya karena sampah populasi alam tercemar, tempat hidup makhluk hidup pun akhirnya terganggu.
Mbak Nurul juga mengajak menyaksikan video tentang dampak dari sampah dalam jangka panjang. Video yang amat miris sekali karena saat aku melihat video tentang sampah yang bertebaran dimana-mana. Di sungai, laut dan dasar laut dimana biota-biota laut sudah mendapatkan dampak terburuk dari sampah.
Sedih banget pasti melihatnya, hanya karena sampah populasi alam tercemar, tempat hidup makhluk hidup pun akhirnya terganggu.
Permasalahan sampah ini sebenarnya sudah sejak lama, berbagai penanggulangan dan kampanye sudah pernah dilakukan. Tapi namanya kesadaran masyarakat yang kurang khususnya kesadaran diri sendiri kadang sampah dianggap hanya masalah sepele.
Bagaimana tidak sepele jika kita tidak memikirkan dampak dari sampah. Selesai dipakai pasti bungkus akan dibuang ke tempat sampah. Hingga akhirnya berakhir ke TPA yang menjadi timbunan pegunungan sampah.
Kadang juga sampah-sampah itu berakhir juga pembuangan terakhirnya di laut. Entah, mengapa mereka yang membuang sampah sembarangan tidak merasa bersalah dengan perbuatan yang mereka lakukan.
Bagaimana tidak sepele jika kita tidak memikirkan dampak dari sampah. Selesai dipakai pasti bungkus akan dibuang ke tempat sampah. Hingga akhirnya berakhir ke TPA yang menjadi timbunan pegunungan sampah.
Kadang juga sampah-sampah itu berakhir juga pembuangan terakhirnya di laut. Entah, mengapa mereka yang membuang sampah sembarangan tidak merasa bersalah dengan perbuatan yang mereka lakukan.
Permasalahan sampah selain butuh kesadaran dari diri sendiri pun harus ditanggulangi bersama-sama. Setiap tahunnya dihasilkan 65,8 juta ton sampah di Indonesia dengan tingkat pemilahan sampah di masyarakat yang masih rendah.
Ini pun membuat Indonesia menyumbang 1,29 MMT (Million Metric Tons) sampah plastik ke laut setiap tahun. Wow… jumlah yang emejing bukan!
Ini pun membuat Indonesia menyumbang 1,29 MMT (Million Metric Tons) sampah plastik ke laut setiap tahun. Wow… jumlah yang emejing bukan!
Melihat hal itu, Unilever Indonesia bersama dengan Hypermart mengajak konsumen untuk memilah sampah dirumah dan menyalurkannya ke dropbox yang ada di 3 toko Hypermart wilayah Surabaya dan Sidoarjo. 3 Hypermart itu antara lain : Hypermart Pakuwon Surabaya, Hypermart Sidoarjo, dan Hypermart East Coast.
Melalui program “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah” selama periode Desember 2017-Februari 2018. Upaya ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pilah sampah untuk mengurangi timbunan sampah di alam ataupun di tempat pembuangan akhir (TPA).
Melalui program “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah” selama periode Desember 2017-Februari 2018. Upaya ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pilah sampah untuk mengurangi timbunan sampah di alam ataupun di tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurut Ibu Maya Tamimi selaku Head of Environtment and Sustainability dari Yayasan Unilever Indonesia bahwa Unilever percaya permasalahan sampah akan bisa diatasi jika semua pihak bekerjasama dalam menanggulangi permasalahan yang ada.
Untuk itu, Unilever merasa perlu menggandeng banyak pihak salah satunya ritel Hypermart untuk sama-sama menggalakkan edukasi mengenai pentingnya pilah sampah di tingkat rumah tangga. Konsumen memiliki peranan penting dalam menanggulangi sampah di TPA/di alam karena semua upaya dimulai dengan mengurangi dan mengelola (memilah) sampah di tingkat rumah tangga.
Untuk itu, Unilever merasa perlu menggandeng banyak pihak salah satunya ritel Hypermart untuk sama-sama menggalakkan edukasi mengenai pentingnya pilah sampah di tingkat rumah tangga. Konsumen memiliki peranan penting dalam menanggulangi sampah di TPA/di alam karena semua upaya dimulai dengan mengurangi dan mengelola (memilah) sampah di tingkat rumah tangga.
Komitmen Unilever dalam mengatasi permasalahan sampah sejalan dengan Unilever Sustainable Living Plan (USLP), strategi untuk terus menumbuhkan bisnisnya seraya mengurangi jejak lingkungan yang ditimbulkan hingga seperuh dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat.
Unilever secara global telah berkomitmen untuk mengurangi berat kemasan produknya hingga sepertiga pada tahun 2020 dan meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang di kemasannya minimal 25% di 2025. Selain itu, Unilever juga menargetkan seluruh kemasan plastiknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai di tahun 2025.
Unilever secara global telah berkomitmen untuk mengurangi berat kemasan produknya hingga sepertiga pada tahun 2020 dan meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang di kemasannya minimal 25% di 2025. Selain itu, Unilever juga menargetkan seluruh kemasan plastiknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai di tahun 2025.
Pak Danny Kojongian selaku Corporate Communications Director & Corporate Secretary PT. Matahari Putra Prima Tbk. Menyambut dengan sangat baik kerjasama antara Unilever dan Hypermart dalam mengurangi timbunan sampah kemasan produk di tengah masyarakat.
Kerjasama Unilever dengan Hypermart didasari oleh persamaan visi untuk mengurangi sampah kemasan yang terkirim ke tempat pembuangan akhir ataupun ke alam seperti lautan, yang dimulai dari skema pengumpulan sampah kemasan. Sebagai ritel, Hypermart merasa perlu ambil bagian dalam membantu mengatasi hal ini dengan berpartisipasi menyediakan dropbox pengumpulan sampah di beberapa toko Hypermart di Surabaya.
Kerjasama Unilever dengan Hypermart didasari oleh persamaan visi untuk mengurangi sampah kemasan yang terkirim ke tempat pembuangan akhir ataupun ke alam seperti lautan, yang dimulai dari skema pengumpulan sampah kemasan. Sebagai ritel, Hypermart merasa perlu ambil bagian dalam membantu mengatasi hal ini dengan berpartisipasi menyediakan dropbox pengumpulan sampah di beberapa toko Hypermart di Surabaya.
Program “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah” diharapkan dapat mengedukasi konsumen untuk mengelola sampah dengan tepat. Sampah yang dikumpulkan konsumen tersebut akan disalurkan ke jaringan Bank Sampah binaan Unilever yang nantinya akan disalurkan ke industry daur ulang. Khususnya materi plastik fleksibel (plastik sachet dan pouch) akan menjadi materi untuk pabrik CreaSolv.
CreaSolv merupakan pabrik daur ulang sampah kemasan plastik yang pertama di dunia. Nantinya akan ada reward bagi konsumen yang membawa sampah kemasan kosong yang sudah dibersihkan sebelumnya untuk dimasukkan ke dalam dropbox yang ada di 3 Hypermart tersebut.
Menurut Ibu Maya program kerjasama ini merupakan salah satu upaya Unilever untuk mengubah pendekatan pengelolaan sampah yang sebelumnya menggunakan pendekatan linear economy (ambil-pakai-buang) menjadi circular economy atau ekonomi sirkular. Intinya berusaha untuk mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai, tidak sebagai sampah. Namun sebagai sebuah komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki nilai.
Program “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah itu Mudah “ juga merupakan upaya Unilever untuk terus membangun kesadaran para pihak akan konsep solusi pengelolaan sampah kemasan yang terintegrasi atau Extended Stakeholder Responsibility (ESR). Konsep ini memaparkan permasalahan sampah sebagai tanggung jawab bersama dari semua pemangku kepentingan dalam mata rantai sampah dari hulu hingga hilir.
Upaya-upaya dalam mengatasi permasalahan sampah telah dilakukan oleh Unilever mulai dari sisi hulu hingga ke hilir. Di sisi hulu, Unilever mengembangkan inovasi dalam kemasan produk melalui inovasi bentuk kemasan yang lebih kecil dan mengoptimalkan berat kemasan sehingga dapat mengurangi limbah plastik dan kertas.
Di sisi hilir, Unilever sejak tahun 2001 menjalankan program Green And Clean, Trashion, dan Bank Sampah yang menjangkau masyarakat luas. Serta program Zero Waste To Landfill di dalam kegiatan operasi Unilever sendiri. Di awal 2017, Unilever telah membuat terobosan CreaSolv Process yaitu sebuah teknologi pertama di dunia yang mampu mendaur ulang plastik fleksibel menjadi bahan baku kemasan sachet dan pouch.
CreaSolv Process hanya dapat dioptimalkan manfaatnya bila ada sistem pengelolaan limbah yang tepat dan layak. Diharapkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan kesadaran semua pihak untuk bersama-sama mengatasi permasalahn sampah dengan mulai memilah sampah dari tingkat rumah tangga hingga instansi dan industri.
Di sisi hilir, Unilever sejak tahun 2001 menjalankan program Green And Clean, Trashion, dan Bank Sampah yang menjangkau masyarakat luas. Serta program Zero Waste To Landfill di dalam kegiatan operasi Unilever sendiri. Di awal 2017, Unilever telah membuat terobosan CreaSolv Process yaitu sebuah teknologi pertama di dunia yang mampu mendaur ulang plastik fleksibel menjadi bahan baku kemasan sachet dan pouch.
CreaSolv Process hanya dapat dioptimalkan manfaatnya bila ada sistem pengelolaan limbah yang tepat dan layak. Diharapkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan kesadaran semua pihak untuk bersama-sama mengatasi permasalahn sampah dengan mulai memilah sampah dari tingkat rumah tangga hingga instansi dan industri.
Semoga dengan adanya terobosan ini dan reward bagi para konsumen yang membawa sampah untuk dimasukkan ke dalam Dropbox yang telah disediakan memberi sedikit dampak baik yang pastinya bermanfaat untuk semua kalangan. Sehingga sampah-sampah rumah tangga yang sebelumnya berceceran dimana-mana sedikit berkurang. Pembuangan ke TPA pun semakin sedikit, jadinya pegunungan sampah bisa diminimalisir lagi.
Untuk konsumen yang ingin mendapatkan Gimmick menarik, yuk kumpulkan sampah plastik, kertas koran. Bersihkan dulu sebelum masuk ke dalam Dropbox ya.
Salam,
Dwi Puspita
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)