Akhir-akhir ini saya banyak berfikir dan merenung tentang masa depan anak saya. Semakin hari semakin aktif dan banyak sekali kosakata baru yang dia peroleh. Pastinya saya juga bingung untuk memilih sekolah yang tepat untuknya, sekolah yang bisa membekalinya ilmu pengetahuan maupun ilmu agama yang berguna untuk masa depannya kelak.
Masa depan bangsa pastinya ada di tangan anak-anak kita. Kita sebagai orang tua juga tak mau anak kita terperosok ke dalam pergaulan negatif. Oleh sebab itu dari sekarang saya belajar mengarahkan anak saya ke dalam pergaulan positif dengan selalu memberikannya bekal ilmu pengetahuan, tata krama serta akhlak terpuji.
Masa depan bangsa pastinya ada di tangan anak-anak kita. Kita sebagai orang tua juga tak mau anak kita terperosok ke dalam pergaulan negatif. Oleh sebab itu dari sekarang saya belajar mengarahkan anak saya ke dalam pergaulan positif dengan selalu memberikannya bekal ilmu pengetahuan, tata krama serta akhlak terpuji.
Jujur, sebagai orang tua saya sangat bingung memilih sekolah yang tepat untuk anak saya. Apakah harus masuk ke negeri, swasta, ataupun pondok. Namun saya tepis rasa bingung itu. Sekolah dimana saja baik itu negeri, swasta, ataupun pondok itu sama saja tidak ada perbedaan diantara tiga pilihan sekolah itu.
Anak muda sekarang itu ngak mau diatur tapi setidaknya diarahkan. Ini yang saya lihat dari lingkungan sekitar saya terutama di keluarga. Jujur saja, saya orangnya tidak mau diatur namun saya selalu memberikan kepercayaan pada orang tua saya bahwa semua yang saya lakukan insyaallah positif dan tidak akan mengecewakan mereka. Sampai sekarang janji itu saya pegang, saya selalu memberikan yang terbaik pada orang tua saya karena saya tidak ingin membuatnya kecewa.
Sama seperti anak muda sekarang, anak muda sekarang itu super aktif menurut saya. Banyak sekali anak-anak muda Indonesia yang berkecimpung di berbagai bidang. Ada yang terjun bebas menjadi aktivis sosial, relawan, pengajar, dan juga ada yang terjun di bidang politik. Menurut saya sah-sah saja selama yang mereka pilih dan kerjakan positif.
Ngomong-ngomong pemimpin muda, tiba-tiba saya teringat dengan sosok AHY alias Agus Harimurti Yudoyono. Saya sangat mengenalnya saat beliau menjadi anggota TNI. Saya terkagum kagum dengan sosok gantengnya, selain ganteng ternyata AHY juga cerdas. Dibuktikan dari beberapa penghargaan serta prestasi yang didapatkannya sejak menjadi anggota TNI. Namun, setelah itu dia mencoba menjadi pemimpin muda seutuhnya dengan dibuktikan pencalonannya ikut berpartisipasi dalam Pilkada DKI tahun 2017 pada waktu itu.
AHY memang baru terjun ke dunia politik 1,5 tahun namun sepertinya dia sudah memiliki banyak persiapan sebelumnya. Dia menyiapkan dirinya untuk mengabdi buat bangsa dan menjadi pemimpin jauh-jauh hari, sejak remaja. Saat remaja-remaja lain sibuk bermain, pacaran, namun dia selalu menyiapkan dirinya untuk yang terbaik. Terbukti dia selalu mendapatkan prestasi terbaik di sekolah, Akmil bahkan di luar negeri.
Setelah selesai Pilkada DKI, AHY berkeliling Indonesia dari Aceh, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua. Bertemu banyak orang, lintas golongan, tua muda, dan menyerap aspirasi mereka sambil berdiskusi.
Kiprah AHY di bidang militer sepertinya tidak diragukan lagi. Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca berita dan stalking di Instagramnya tentang kedatangan AHY ke salah satu sekolah di Papua. Dia sangat mendukung sekali pendidikan anak bangsa. Di bawah naungan The Yudhoyono Institute, dia membantu pendidikan dengan cara memberikan buku pada sekolah tersebut. Selain itu beberapa komputer yang bisa dipakai adik-adik untuk belajar dan mencari berbagai hal serta pengetahuan.
Pastinya siapapun yang mendukung pendidikan saya sangat setuju dan mendukungnya. Masa depan anak-anak ada di tangan kita. Jika kita tidak peduli dengan masa depannya maka apa yang akan terjadi pada masa depan mereka nantinya. AHY pemimpin masa depan, tidak hanya dalam pendidikan namun bisa memimpin yang lainnya.
Kalau saya boleh meminta dan bersuara saya ingin pendidikan di Indonesia ini berkualitas. Dengan mutu pendidikan dan sarana mengajar yang layak. Saya tidak mau ada cerita gedung sekolah yang tidak layak, kekurangan tenaga pengajar, dan kurangnya buku-buku sekolah. Saya ingin anak-anak itu juga mendapatkan pendidikan yang layak. Kemajuan negeri ini ada di tangan mereka jadi saya akan dukung orang-orang yang sangat mencintai dan peduli dengan pendidikan.
Salam,
Dwi Puspita
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)