Indonesia itu kaya akan segalanya, termasuk budayanya. Bayangkan saja bagaimana banyaknya budaya dari berbagai pulau-pulau di Indonesia ini mulai dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari Pulau terbesar hingga terkecil di Indonesia, sungguh luar biasa bukan.
Keinginan ke Papua sudah pasti ada, saya ingin keliling Indonesia melihat keindahan alam Indonesia yang benar-benar indah. Tak kalah dari negeri lain, alam Indonesia pun menyimpan keindahan yang memamg harus di eksplor ke mata dunia. Mungkin jika mendengar Papua, saya langsung ingat koteka. Hahaha... benar... koteka menjadi hal yang paling saya ingat karena setiap saya mencari info tentang budaya Papua maka akan muncul kata koteka.
Tidak hanya bisa melihat koteka/hodlim di Papua, namun juga bisa merasakan tinggal di dalam honai (rumah adat), ikut memasak dengan cara bakar batu, juga turut serta dalam tarian perang yang lestari ratusan tahun dengan warga disana.
Ngomong-ngomong Papua, Pulau paling timur di Indonesia ini pada tanggal 8-10 Agustus 2018 kemarin telah mengadakan Festival Lembah Baliem dengan Tema "Heki Awolok, Hape Awolok. Heki Awolok Lek Halok, Hape Awolok Legat" // "Jika Ingin Berhasil, Kita Harus Bekerja dg Giat".. Festival yang berlangsung selama 3 hari ini terbilang sukses dan merupakan acara terbesar jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Festival Lembah Baliem merupakan acara perang antarsuku. Perang dilakukan sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Acara ini merupakan acara yang tak boleh dilewati oleh mereka yang mengaku cinta budaya Indonesia.
Pada acara Festival Lembah Baliem ini akan ada beberapa atraksi, antara lain atraksi peperangan dan tari-tarian yang akan tersaji di lembah yang berada di Pegunungan. Pastinya atraksi ini sangat keren dan membuat saya ingin sekali berkunjung ke Papua. Selain itu ada pertunjukan musik tradisional menggunakan Pikon, karapan babi, aksi teatrikal, lomba panahan dam lempar tombak, permainan Sikoko dan Puradaan, peragaan memasak dengan cara tradisional, dan pameran kerajinan tangan masyarakat suku adat. Untuk aksi teatrikal, nantinya akan diselenggarakan selama dua hari. Suara Pikon pun akan selalu terdengar saat acara berlangsung.
Dibutuhkan waktu hampir 8 jam untuk sampai ke daratan Papua jika kita terbang dari Jakarta. Perjalanan yang cukup lama di atas awan menurut saya, namun pastinya kita tidak akan rugi melihat segala keindahan yang dimiliki oleh Papua. Mulai keindahan alam, kuliner, dan pastinya budaya dan seninya.
Festival Lembah Baliem 2018 akan dibuat lebih megah dan meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya, dengan dibuatnya megah semoga para wisatawan bisa tertarik untuk bisa melihat dan menyaksikan secara langsung salah satu budaya Indonesia ini. Tidak hanya wisatawan dalam negeri namun wisatawan luar negeri juga menjadi target utama dalam festival ini. Tujuannya apa, pastinya mendongkrak nama Indonesia ke mata dunia bahwa Indonesia memiliki banyak budaya yang unik.
Selama 3 hari festival tersebut, tampak wisatawan dari beberapa negara, seperti dari Malaysia, Swiss, dan Itali, juga turut hadir dalam memeriahkan pembukaan acara Festival Lembah Baliem. Mereka sangat menantikan acara ini, mungkin mereka penasaran seperti apa budaya di Papua ini. Pasti saja mereka penasaran, saya saja penasaran dan ingin melihat langsung Festival Lembah Baliem tersebut.
Nikah Adat, saya jadi penasaran untuk melihat prosesinya seperti apa. Di Festival Lembah Baliem akan terjawab bagaimana prosesinya. Pasti unik dan beda dengan prosesi adat lain. Disitulah keunikan dari tiap-tiap daerah di Indonesia. Atraksi Nikah Adat menjadi pembuka terbaik event ini. Tampak para wisatawan pun langsung menyerbu ke venue untuk mengabadikan momen Nikah Adat ini.
Soal atraksi, Lembah Baliem sangat luar biasa. Dipagari Pegunungan Trikora, Lembah Baliem menyimpan keindahan alam yang menawan. Alam Papua menurut saya memang sangat menawan, masih tampak alami dan asri, jaug dari polusi dan memang benar-benar menampilkan keindahan alam Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat merekomendasikan event ini. Khususnya untuk wisatawan yang cinta kebudayaan. Karena inilah festival tertua yang ada di jantung Pulau Papua. Kita juga bisa menyaksikan kehidupan zaman batu yang jauh dari peradaban modern juga bisa dirasakan di sana. Wisatawan juga bisa mengenakan pakaian adat setempat dan berfoto menggunakan baju adat tersebut. Selain itu, kita bisa melihat budaya asli dari ratusan suku yang tersebar di Papua serta beragam keunikan yang membungkus kawasan di sekitar Wamena. Wisatawan juga dapat menikmati bentang alam yang indah di Papua, wisatawan juga bisa menyaksikan mumi. Ada tiga mumi di Distrik Kurulu, tiga mumi lagi di Distrik Assologaima, dan satu mumi di Distrik Kurima.
Kembali lagi ke acara Festival Lembah Baliem yang berlangsung selama tiga hari yang menampilkan berbagai atraksi untuk menghibur wisatawan seperti pertunjukan musik tradisonal daerah sana. Selain ada pertunjukan musik tradisional menggunakan Pikon, karapan babi, aksi teatrikal, lomba panahan dam lempar tombak, permainan Sikoko dan Puradaan, peragaan memasak dengan cara tradisional, dan pameran kerajinan tangan masyarakat suku adat.
Festival Lembah Baliem ini menunjukkan suasananya yang semakin hangat. Sebab, beragam Tarian Perang khas Suku Hugula disajikan semuanya. Menjadi pembuka, Tarian Perang khas Distrik Wama digelar. Tarian ini menceritakan terjadinya perang karena pencurian babi oleh suku lain.
Suku-suku ini tersebar di Papua ini seperti Suku Dani, Lani, Yali dan suku lainnya. Di antaranya mereka akan hadir ikut memeriahkan aksi pertunjukkan dalam Festival Lembah Baliem. Tidak dibayangkan ya, selain budaya khas Papua pun kita bisa melihat secara langsung suku-suku tersebut. Pastinya dari setiap suku akan ada perbedaan, disitulah kita bisa melihat perbedaan yang sangat indah dan beragam yang dimiliki Papua.
Tidak hanya menyaksikan atraksi budaya dan menikmati bentangan alam yg indah, kita juga bisa menyaksikan 3 mumi sakral di sana. Mereka adalah kepala-kepala suku dan panglima perang yang disegani dan menjadi panutan di masanya. Pengawetan mumi-mumi dilakukan secara tradisional itu mampu bertahan hingga ratusan tahun. Mumi-mumi ini bukanlah jasad orang biasa dari suku Dani, suku mayoritas di Wamena atau Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya.
Indahnya pemandangan Lembah Baliem serta atraksi peperangan yang dilakukan oleh suku-suku asli Papua, jadi daya tarik. Pantesan saja perhelatan ini selalu dinantikan setiap tahunnya.
Oh ya, kulineran di Papua bener-bener unik loh. Yang unik adalah sate ulat sagu. Hmmm... jujur deh saya belum berani makan sate sagu ini. Saya lebih tertarik dengan udang selingkuh dan sagu lempengnya saja.
Kalian ingin sensasi keindahan alam dan budaya Papua, silakan saksikan Festival Lembah Beliem di Walesi, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Semoga tahun depan, saya bisa kesana ya.
Salam,
Dwi Puspita
Keterangan : foto-foto bukan milik pribadi
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)