Sabtu siang tanggal 15 Desember 2018 saya menghadiri acara parenting. Bertempat di Society Complex saya bertemu dengan para mom blogger lainnya. Acara yang di dukung sepenuhnya oleh ParentingClub dan Clozette sepertinya memang ingin menyampaikan pesan bagi para wanita Indonesia khususnya para Mom's dalam tumbuh kembang si kecil. Yes Mom, tumbuh kembang si kecil pastinya selalu menjadi hal yang selalu kita cari baik informasinya melalui berbagai media yang nantinya bisa kita terapkan untuk anak-anak kita.
So, mendengar tema mengenai tumbuh kembang si kecil saya sangat tertarik sekali. Tema yang banyak dicari oleh para Mom's khususnya saya yang masih memiliki seorang putra berumur 35 bulan. Tema yang penting menurut saya untuk mengetahui apakah tumbuh kembang anak saya sudah sesuai usianya.
Seperti biasa MC melakukan pertanyaan pemanasan sebelum acara bener-bener dimulai. Menanyakan kepada beberapa audience siapa saja yang memiliki anak di bawah 6 tahun, 3 tahun, dan 1 tahun. Kemudian menanyakan hal apa sajakah yang bisa dilakukan si kecil sesuai umurnya tersebut.
Para mom's tentunya bercerita tentang kehebatan si kecil sesuai umurnya. Ada yang bercerita bahwa anaknya yang berumur 2 tahun sudah mulai naik-naik jendela, sudah bisa menulis, sudah bisa menjawab pertanyaan dan lainnya. Semua mom's yang hadir pastinya memiliki anak yang berbeda usianya dan pastinya kemampuan yang dimiliki si anak akan berbeda satu sama lainnya.
Nah... untuk masalah ini maka acara akan dilanjutkan dengan ahlinya. Nara sumber yang sudah cukup familiar dikalangan para mom's yang suka berkonsultasi tentang masalah anak.
Nara sumber yang paling dinanti adalah Dr.dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) atau yang dikenal dengan dokter Wawan.
Beliau bercerita kepada audience bahwa setiap hari bisa didatangi banyak pasien yang rata-rata orangtua dan ingin berkonsultasi tentang masalah anak mereka. Namun dokter Wawan hanya membatasi 4 orang saja, dimana 1 orang waktu yang dibutuhkan untuk berkonsultasi bisa sampai 1,5 jam. Banyak sekali problem para orang tua tentang anak mereka ternyata ya 😊
Percaya nggak kalau masa depan sebuah bangsa tergantung oleh para wanita alias Mom's? Kalau saya sih iyes, setuju pake banget. Karena andil terbesar dalam keluarga adalah seorang wanita (ibu), bapak juga memiliki andil tapi dalam mencari nafkah, interaksi sama si kecil pastinya lebih banyak dengan ibu. Iya nggak Mom's?
Dari tayangan presentasi ini dokter Wawan menjelaskan bahwa proses tumbuh kembang si kecil berlangsung secara sistematis dan bertahap seiring dengan tahapan usianya. Mulai dari dalam kandungan, sejak lahir hingga nanti berusia 18 tahun. Pada setiap tahapan usia, anak menunjukkan perubahan kemampuan yang berbeda untuk setiap aspek perkembangan. Pada bulan-bulan awal kehidupannya, kemampuan anak terbentuk dari sinergi berbagai pengalaman belajar yang ia tangkap melalui beberapa indera utama yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, dan indera penciuman.
Diusianya yang di bawah 1 tahun, si kecil biasanya merespon sesuatu yang dilakukan ibunya. Misalnya ibunya tersenyum si kecil akan ikut tersenyum, si ibu tertawa maka si kecil juga ikut tertawa, dan jika si ibu tepuk tangan maka si kecil akan ikut tepuk tangan.
Dokter Wawan juga menyampaikan bahwa seorang anak jangan dipaksa untuk bisa melakukan hal yang masih belum pada tahapannya. Misalnya begini, anak umur 1 tahun dipaksa untuk bisa berdiri. Anak umur 2 tahun dipaksa untuk bisa menulis dan membaca. Jangan... karena tahapannya masih belum sampai disitu. Biasanya para ibu-ibu ini gelisah saat anak si A umur 1 tahun sudah bisa jalan sedangkan anaknya yang berumur 1 tahun 1 bulan belum bisa berjalan. Jangan khawatir karena nantinya anak ibu akan bisa berjalan...
Baru setelah umur di atas 1 tahun sampai 3 tahun maka semuanya akan dikendalikan oleh motoriknya. Anak banyak bergerak, eksplorasi dan kadang sulit diatur. Inilah tahap I what I will. Saya adalah saya yang saya inginkan. Anak akan sulit diatur, seperti disuruh duduk malah berlari kesana kemari. Ternyata hal ini sangat wajar sekali loh Mom's untuk si kecil di usianya 1-3 tahun. So, mommy nggak perlu khawatir lagi ya jika anaknya nggak bisa diatur karena mereka masih dalam tahapan I what I will.
Nah, jika anak umur 2 tahun sudah bisa menulis, menjawab pertanyaan orang tuanya, dan bisa melakukan hal yang diatas umurnya, tidak perlu khawatir juga. Intinya si anak sudah bisa melakukan hal tersebut tanpa paksaan, dia enjoy dan menikmati tumbuh kembangnya saat itu.
Seiring dengan pertumbuhan yang menjadikan tubuh anak-anak semakin besar selama sekitar enam tahun pertama kehidupannya, maka kemampuan anak juga berkembang sebagai hasil sinergi antara aktivitas fisik dan interaksi dengan lingkungan sekitar, yang akan membentuk empat aspek perkembangan dasar, yaitu : gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian.
1. Aspek gerak kasar
Aspek gerak kasar adalah kemampuan anak untuk mengembangkan aktivitas yang menggunakan kekuatan otot-otot besar penyangga tubuhnya. Misalnya, tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, naik-turun tangga, dan sebagainya.
2. Aspek gerak halus
Aspek gerak halus adalah kemampuan anak dalam hal mengembangkan keterampilan yang membutuhkan koordinasi antar otot-otot kecil, yang juga melibatkan berbagai fungsi indera. Misalnya, meraih mainan didepannya, memegang pensil, menulis, dan sebagainya.
3. Aspek Bicara Bahasa
Aspek bicara bahasa merupakan keterpaduan antara kemampuan anak untuk memahami berbagai informasi yang didapatkan dari lingkungannya dengan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan keinginannya secara verbal atau melalui kata-kata.
4. Aspek Sosialisasi-Kemandirian
Aspek sosialisasi-kemandirian adalah kemampuan anak untuk mengembangkan berbagai aktivitas kemandirian sebagai dari hasil pengalaman berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Misalnya, makan sendiri menggunakan sendok, cuci tangan, melepas/memakai baju sendiri, dan sebagainya.
Empat aspek dasar kemampuan anak tersebut tidak dapat berdiri sendiri, karena satu sama lain akan saling terkait dan saling membutuhkan. Sinergisme antara keempat aspek dasar perkembangan si kecil ini secara nyata dalam kehidupan sehari-hari akan nampak sebagai kepintaran anak dalam hal Akal, Fisik, dan Sosial.
Setiap anak mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mensinergikan keempat aspek dasar kemampuannya, sehingga setiap anak juga dapat menampakkan kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial yang berbeda-beda.
Mengapa diperlukan Sinergi Akal, Fisik, dan Sosial?
Akal merupakan cerminan dari kemampuan si kecil dalam hal mensinergikan berbagai aspek perkembangan dasar menjadi sebuah cara untuk merespon rangsangan dari lingkungan sekitarnya, dan mengembangkan pemahaman yang akan dipergunakan sebagai cara untuk menyatakan ide dan keinginannya, serta mengembangkan berbagai alternatif strategi untuk mengatasi atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Fisik adalah kemampuan si kecil untuk memadukan berbagai aspek perkembangan dasar yang membuatnya mampu untuk melakukan pergerakan tubuh atau aktifitas fisik yang sesuai dengan yang diinginkannya dengan menggunakan kekuatan dan keseimbangan tubuhnya, dan terkadang diperlukan keberanian.
Sosial merupakan hasil perpaduan berbagai aspek perkembangan dasar sehingga anak mampu mengembangkan kemampuannya dalam hal berinyeraksi sosial dengan berbagai benda, makhluk hidup, atau individu di lingkungan sekitarnya. Kemampuan interaksi ini dapat berupa aktivitas meniru berbagai informasi yang dilihat atau didengar, atau dapat berupa kimunikasi verbal dua arah.
Pembentukan dan pengembangan kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial melalui sebuah proses panjang yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan dan berdiri sendiri. Suatu jenis kepintaran tertentu, sangat membutuhkan dua kepintaran yang lainnya. Sehingga, seorang anak diharapkan tidak hanya menguasai salah satu jenis kepintaran tertentu, tetapi didukung untuk menguasai ketiga jenis kepintaran tersebut dengan seimbang dan sama baiknya.
Oh ya Mom's dokter Wawan ditengah-tengah penjelasan mengenai Akal, Fisik, dan Sosial juga mengingatkan bahwa si anak jangan dipaksa untuk bisa melakukan hal yang belum sampai pada tahap usianya. Terus berikan stimulasi saat kita berinteraksi dengan anak. Jika memang anak sudah menunjukkan kehebatan sebelum tahap usianya, syukurlah berarti anak ini akan memiliki kepintaran di tahap usia selanjutnya.
Hal tersebut dapat tercapai bila terjadi sinergi antara kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial. Sinergi antara ketiga jenis kepintaran ini akan membentuk dua kemampuan anak yang paling diinginkan orangtua secara jangka panjang, yakni : kecerdasan yang cemerlang dan perilaku yang baik. Penguasaan kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial yang tidak berjalan sinergi atau tidak seimbang akan menyebabkan perkembangan kepintaran tidak dapat seimbang dengan pembentukan perilaku.
Pemantauan sinergisme Akal, Fisik, dan Sosial bisa dilakukan orang tua secara rutin dengan mengetahui perubahan kemampuan anak disetiap tahap usiannya. Selain itu bisa dilakukan secara dini dalam kepintarannya yang akan berdampak membentuk kepintaran di usia selanjutnya.
Atau bisa dengan cara pemantauan sehari-hari seperti mengajaknya berinteraksi dengan cara yang menyenangkan. Jangan ada paksaan, lakukan hal ini saat bermain bersama anak contohnya dengan cara menebak warna mobil merah, saat mandi dengan cara mengajarinya menyikat gigi, dan saat makan seperti menanyakan mana sendok dan piring. Dengan cara tersebut anak akan happy tanpa paksaan.
Perlu juga untuk para Mom's mendokumentasikan dalam catatan rutin yang sewaktu-waktu dapat dibaca kembali seperti mendokumentasikan di buku KIA, KMS, atau media lainnya.
Kurang lebih seperti itu penjelasan dokter Wawan kepada para Mom's. Kemudian kami lanjut untuk mencoba kalkulator AFS yang tersedia di web www.parentingclub.co.id. Sebelumnya kita harus login dulu, jika belum kita harus registrasi dulu ya Mom's.
Ini adalah hasil kalkulator AFS anak saya Ayman yang berumur 2 tahun 11 bulan. #KalkulatorAFSReview
1. Masuk ke web www.parentingclub.co.id. Login terlebih dahulu.
2. Klik Anak dan tampak Tools, kemudian klik Kalkulator Akal Fisik Sosial
3. Kemudian klik HASIL
4. Tampak hasil dari kalkulator AFS anak saya
Happy dong pastinya saya melihat hasil #KalkulatorAFSReview anak saya yang nilainya 100%. Para mom's juga bisa menggunakan kalkulator AFS ini untuk melihat hasil sinergisme si kecil.
Sebelum acara berakhir kamipun masih mendapatkan ilmu tentang membuat boneka dari kaos kaki. Yesss, boneka handmade yang bisa dicoba oleh para Mom's dirumah nantinya. Tapi sebelumnya kami praktek dan diajari dulu bagaimana cara membuatnya.
Pasti mom's tahu kan apa fungsi boneka ini terutama bagi anak perempuan. Selain untuk bermain pastinya kita juga bisa mengajak si kecil mendongeng dengan berpura-pura bonekanya yang berbicara. Hal sederhana sekali bukan Mom's selain kita bisa berinteraksi dengan anak secara langsung pun si anak akan happy dengan stimulasi yang kita berikan.
Semoga cerita saya selama acara ini bisa memberikan manfaat untuk para Mom's semua ya dan jangan lupa mencoba #KalkulatorAFSReview
Salam,
Dwi Puspita