Assalamualaikum sahabat Dwipita,
Dalam postingan kali ini saya mau sedikit cerita tentang pengalaman mengkhitankan anak saya Ayman yang berusia 3,5 tahun. Kali ini saya memilih khitan massal alias khitan gratis yang diadakan oleh SMAN 5 Surabaya di Jalan Kusuma Bangsa No. 21 Surabaya.
"Wah... ikutan khitan massal ya? Nggak takut anaknya kenapa-napa nih?"
Pastinya ada beberapa orang yang akan mengeluarkan statement seperti ini. Dan akan saya jawab
"Bismillahirrahmanirrahim, saya tidak takut anak saya untuk di khitan di acara khitanan massal ini. La wong anak saya sudah berani masak sih saya sebagai ibunya nggak berani. Insyaallah khitan massal sudah ditangani oleh tim dokter yang berpengalaman juga."
"Bismillahirrahmanirrahim, saya tidak takut anak saya untuk di khitan di acara khitanan massal ini. La wong anak saya sudah berani masak sih saya sebagai ibunya nggak berani. Insyaallah khitan massal sudah ditangani oleh tim dokter yang berpengalaman juga."
Tidak bermaksud menjudge para orang tua dalam artikel ini, karena ini murni saya bercerita tentang pengalaman anak saya sendiri saat dikhitan. Terserah kapan para orang tua mau mengkhitankan anak-anaknya. Mau bayi, balita, ataupun sebelum baligh. Disini saya hanya bercerita tentang pengalaman saya saja. Okey...
Pengalaman Mengkhitankan Anak Umur 3,5 Tahun Dengan Memilih Pendaftaran Khitan Massal
Acara khitanan massal ini sih sudah setiap tahun diadakan oleh beberapa lembaga/ sekolah dan tidak hanya di SMAN 5 Surabaya saja loh. Masih banyak lembaga/ sekolah/ instansi/ perusahaan yang mengadakan acara serupa.
Maunya tahun kemarin saya mengkhitankan anak saya di Masjid Al Akbar Surabaya tapi karena anak saya masih belum mengerti jadinya ya sudah deh nggak jadi. Ditunda aja kapan-kapan kalau anak saya sudah mengerti tentang apa sih arti khitan itu.
Acara khitanan massal ini pada umumnya diadakan setiap tahun saat liburan kenaikan kelas. Tujuannya memang agar tidak menggangu kegiatan belajar si anak dan agar anak bisa bedrest untuk beberapa jangka waktu tertentu sampai bener-bener sembuh.
Buat ibu-ibu nih, yang pengen banget mengkhitankan anaknya saat kenaikan kelas boleh loh memilih khitan massal ini. Insyaallah khitan massal ini sangat membantu sekali. Hehehe...
Kenapa sih kok baru tahun ini, kenapa nggak tahun kemarin aja mengkhitankan Ayman?
Selain, ada rasa yang berkecambuk didada saya dengan perasaaan tak tega melihat anak saya di khitan pun sepertinya anak saya masih belum mengerti khitan itu apa. Kasihan anak saya nanti, ya sudah saya tunda dulu sambil mengajarinya sedikit demi sedikit makna khitan dan khitan itu seperti apa.
Dan pada akhirnya tanggal 19 Juni 2019 saya dan suami iseng tanya pada Ayman.
"Ayman mau nggak di sunat?"
Tak ada keraguan dia menjawab pertanyaan kami, "Iya mau Ma. Di sunat kayak Upin dan Ipin ya Ma?"
"Iya", jawab saya.
Memang ada episode khitan di acara Upin dan Ipin dan Ayman masih mengingat episode tersebut.
Semakin mantap akhirnya saya untuk mengkhitankan anak saya. Dan bertepatan dengan liburan kenaikan kelas ini biasanya banyak sekali lembaga atau sekolah yang mengadakan acara khitanan massal untuk masyarakat.
Saya memilih khitan massal di acara Senyuman 2019 oleh SMAN 5 Surabaya. Info acara khitanan massal ini saya dapatkan dari suami, sedangkan suami dapat info dari Radio (Suara Muslim).
Dengan melengkapi berbagai persyaratan seperti, surat pernyataan yang ditulis tangan, fotokopi kartu keluarga, fotokopi KTP orang tua si anak yang akan di khitan yang dikirim by WhatsApp.
Senyuman 2019 ini singkatan dari Senangnya Umat Berkhitan yang diadakan oleh SMAN 5 Surabaya yang disponsori oleh Bank Jatim dan BRI serta Suara Muslim. Persyaratan untuk mengikuti acara khitan massal ini hanya surat pernyataan orang tua yang ditulis tangan, fotokopi Kartu Keluarga, dan fotokopi KTP orang tua.
Seperti apa sih acara khitanan massal Senyuman 2019.
1. Dalam khitan massal anak akan diajak rileks karena sebelum khitan anak akan diajak bersenang-senang. Dengan rangkaian games yang bikin anak enjoy. Dalam Senyuman 2019 yang diadakan oleh SMAN 5 Surabaya ini anak saya diajak bermain game, salah satunya bermain sepak bola dan nonton film Minion di layar proyektor yang berada di dalam ruang kelas SMAN 5 Surabaya.
2. Mendapatkan pengalaman baru bersama teman-teman lainnya. Salah satunya kenalan, saling sapa, interaksi dengan cara memegang tangan, duduk bersama dan lainnya.
3. Tak ada rasa takut karena banyak teman-temannya yang juga akan dikhitan. Pastinya melihat beberapa teman yang selesai di khitan dengan perasaan bahagia juga akan memberikan efek positif kepada anak untuk berani di khitan.
5. Gratis alias tak dipungut biaya sepeserpun.
Sebenarnya bukan masalah gratis dan dapat bingkisannya sih, tapi yang terpenting adalah poin 1-3 yang perlu diperhatikan agar anak nggak stress dan tetap enjoy saat sebelum dan sesudah dikhitan.
Saya rasa mudah banget proses pendaftaran khitan massal ini karena saat kesana hanya diperlukan registrasi ulang dan mengikuti berbagai acaranya saja.
Saat tiba waktunya dikhitan dan anak saya sudah terlentang dia pun mulai teriak, menangis, dan minta tolong. Saya yang nggak tega melipir ke luar ruangan dan suami saya yang memegang Ayman si kecil kami. Saya mending duduk diluar sambil pegang hape daripada meringis pusing karena melihat daging yang dilukai.
Inilah beberapa orang tua anak yang sedang menunggu anaknya, sama seperti saya yang menunggu Ayman. Jujur, prosesnya sangat lama banget karena yang mau dikhitan memang banyak. Saya sarankan datang pagi aja biar nggak antri dan bikin bete. Hehehe... Saya aja bete loh, soalnya lama banget sampai adzan Dhuhur baru masuk ruangan khitan ini pun karena saya meminta kepada panitianya dengan baik-baik bahwa anak saya sudah mulai bosan dan minta tolong agar nomer yang kosong bisa diganti anak saya. Alhamdulillah... bisa deh akhirnya...
Inilah beberapa orang tua anak yang sedang menunggu anaknya, sama seperti saya yang menunggu Ayman. Jujur, prosesnya sangat lama banget karena yang mau dikhitan memang banyak. Saya sarankan datang pagi aja biar nggak antri dan bikin bete. Hehehe... Saya aja bete loh, soalnya lama banget sampai adzan Dhuhur baru masuk ruangan khitan ini pun karena saya meminta kepada panitianya dengan baik-baik bahwa anak saya sudah mulai bosan dan minta tolong agar nomer yang kosong bisa diganti anak saya. Alhamdulillah... bisa deh akhirnya...
Prosesnya khitannya kurang lebih 30 menit, termasuk lama karena anak saya banyak gerak. Saya sengaja menunggu diluar karena tak berani. Ayah Ayman yang mendampingi Ayman mulai dari sharing hingga ke proses khitan berlangsung. Saya diluar hanya mendengar jeritan Ayman, jujur... saya nangis waktu itu. Rasanya hati saya diiris-iris... Huahahaha lebayyyy.
Karena saat dikhitan Ayman banyak gerak maka proses khitannya berjalan lama. Coba dia diem mungkin proses khitannya agak cepat.
Setelah khitan selesai, saya diberi obat dan disuruh meminumkan sesuai anjuran agar jahitan khitan Ayman cepat mengering dan mungkin juga dalam obat ini ada penghilang rasa sakitnya juga.
Karena saat dikhitan Ayman banyak gerak maka proses khitannya berjalan lama. Coba dia diem mungkin proses khitannya agak cepat.
Setelah khitan selesai, saya diberi obat dan disuruh meminumkan sesuai anjuran agar jahitan khitan Ayman cepat mengering dan mungkin juga dalam obat ini ada penghilang rasa sakitnya juga.
Persiapan lain yang saya beli sendiri adalah celana dalam khusus untuk dipakai selesai dikhitan. Bentuknya seperti ini. Insyaallah sedikit aman daripada celana dalaman yang biasa dipakai oleh Ayman. Saya beli di apotik , harganya 35 ribu.
Saya memakaikan celana dalam khitan ini setelah 3 hari dimana bekas jahitan khitan Ayman agak mengering. Proses penyembuhan anak saya termasuk cepat dan normal kalau menurut saya sih. La wong 3 hari dia udah bisa loncat-loncat.
Inilah proses penyembuhan khitan Ayman.
- Hari pertama anak saya masih belum mampu berjalan, masih dibopong Ayahnya.
- Hari kedua sudah bisa jalan sendiri ke kamar mandi untuk pip.
- Hari ketiga sudah bisa jalan sendiri ke kamar mandi untuk pup.
- Hari keempat sudah agak keringan dan anak saya sudah bisa loncat-loncat. Loncat dari atas kasur ke lantai.
- Hari kelima sudah bisa memakai celana dengan bantuan celana dalam khitan dan bisa keluar rumah dan bermain dengan teman-temannya.
- Hari keenam sudah bisa lari-lari dan main bola tapi belum diizinkan bersepeda.
- Hari ketujuh waktunya kontrol di SMAN 5 Surabaya. Lukanya dicek dan dibersihkan kembali. Masih ada tragedi nangis dan teriak-teriak saat seorang dokter membersihkan area yang dikhitan.
Dan setelah itu Alhamdulillah anak saya sudah bisa beraktifitas seperti biasa. Pemulihan yang lumayan cepat dan tak ada drama. Alhamdulillah... Tugas saya dan suami sebagai orang tua untuk mengkhitankan anak sudah selesai. Semoga anak saya menjadi pribadi yang baik akhlaknya dan bermanfaat pada sesama. Amin...
Salam,
Dwi Puspita
Podho anakku mbarep dulu yo melok khitan massal.pas sd klas 3.daftar dewe pas ada yg umumkan di sekolah.
ReplyDeleteOleh sarung, baju koko, uang 50 ribu