Tumbuhnya berbagai macam fintech di Indonesia memang memberikan berbagai kemudahan. Namun, kadangkala justru kemudahan itu jadi bumerang terutama saat menyalahgunakan pinjaman uang online untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting seperti belanja hingga membeli smartphone.
Ada baiknya pahami dulu cara kerja perusahaan yang memberikan pinjaman uang secara online. Untuk mendaftar pun pasti ada minimal syarat yang wajib dipenuhi. Hal tersebut membuktikan bahwa untuk berutang saja ada mekanismenya agar bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
1. Tidak Memaksakan Berutang Besar
Salah satu yang selalu digaungkan oleh beberapa ahli keuangan adalah jangan sampai berutang melebihi sepertiga pendapatan bulanan. Teori ini ada benarnya juga dan ternyata diaplikasikan sebagai salah satu prasyarat oleh beberapa fintech.
Logika sederhana, jika sebuah fintech punya produk pinjaman minimal Rp1 juta, artinya target yang dibidik adalah calon debitur yang punya penghasilan minimal Rp3 juta per bulan. Sehingga rasio utangnya hanya sepertiga dari penghasilan yang didapatkan.
Untuk itulah pentingnya mengetahui kondisi finansial diri kita sendiri sebelum mengajukan pinjaman uang secara online. Apalagi jika masih ada utang lain. Jika demikian, artinya peluang untuk mengajukan nominal yang lebih besar akan tertutupi dengan utang yang sudah ada.
Oleh karena itu, kamu harus menghitung lagi rasio paling aman ketika mengajukan pinjaman baru. Mudahnya, jumlah cicilan utang baru dan utang lama jangan sampai melebihi batas 30 persen dari total pendapatan bulanan.
2. Memahami Bunga, Tenor dan Denda
Ketika berutang, ada tiga hal yang penting untuk dipahami dan dicari informasinya secara transparan dari perusahaan. Ketiga hal tersebut adalah suku bunga pinjaman, tenor cicilan dan denda keterlambatan.
Suku bunga yang paling aman sebaiknya mengikuti suku bunga yang ditetapkan oleh lembaga konvensional antara 1-3 % per bulan. Sedangkan tenor cicilan, carilah yang lebih fleksibel. Tapi, disarankan untuk memilih tenor paling singkat.
Hindari memilih tenor paling lama meskipun pada akhirnya cicilan jadi terkesan ringan. Akan tetapi beban yang ditanggung justru jadi semakin lama. Jika bisa dilunasi lebih awal, mengapa harus memilih yang lebih lama?
Jangan lupa untuk mengecek bunga denda jika terjadi keterlambatan. Dengan begitu, kamu sudah mengetahui risiko jika terjadi keterlambatan membayar cicilan.
3. Memilih Fintech Tepercaya
Menjamurnya fintech di Indonesia memang menjadi berkah sekaligus menjadi musibah. Berkah bagi debitur karena punya banyak pilihan. Tapi, belum tentu semua fintech tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK. Ini sebetulnya yang paling penting.
Waspadalah dengan penawaran dari beberapa fintech yang belum terdaftar di OJK. umumnya mereka tidak transparan soal bunga, tenor apalagi denda. Belum lagi dengan biaya-biaya tersembunyi lainnya.
Agar lebih aman, pilih fintech terpercaya seperti Kredivo yang sudah terdaftar di OJK. Kredivo bukan hanya menawarkan kemudahan pinjaman uang online saja, tetapi juga memiliki fitur untuk belanja online, serta pembayaran berbagai tagihan menjadi lebih mudah.
Untuk cicilan belanja online, Kredivo menawarkan bunga rendah 2,95% per bulan dengan tenor 3,6 dan 12 bulan. Bahkan ada layanan belanja tanpa dikenai bunga sama sekali dengan pembayaran dalam waktu 30 hari.
Sementara untuk pinjaman mini dan pinjaman jumbo ditawarkan dengan bunga serupa, dengan tenor lebih singkat 30 hari, 3 dan 6 bulan. Terdapat biaya admin 6% dari total pinjaman. Anggap saja sebagai kemudahan mendapatkan pinjaman tanpa jaminan.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan pinjaman lewat aplikasi online. Teliti kembali soal pinjaman dan pastikan hanya memilih fintech yang terdaftar di OJK seperti Kredivo.
Salam,
Dwi Puspita
As muslim ada baiknya juga mempelajari mekanisme riba pada transaksi pinjam-meminjam agar tidak terjatuh pada hal yang diharamkan. :)
ReplyDelete