Banyuwangi merupakan kabupaten paling timur di Pulau Jawa yang kini memiliki obyek wisata yang memukau. Obyek wisata tersebut salah satunya adalah Pantai Marina Boom yang kini mulai cantik dengan berbagai bangunan instagramable untuk menarik para wisatawan.
Ceritanya siang itu saya sengaja ke Pantai Marina Boom bersama Ayman. Dengan memakai jasa ojek online saya bisa kemana saja tanpa batas untuk menjelajahi obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi. Ya maklumlah, baru sehari di Banyuwangi kaki saya sudah gatal dan pengen banget mengeksplor Banyuwangi lebih banyak.
Dari tempat kos saya sengaja turun di Pasar Banyuwangi. Sebenarnya nggak jauh-jauh amat sih dari kos-kosan ke Pasar Banyuwangi, la wong hanya 10 menitan saja. Tujuan saya ke Pasar Banyuwangi hanya untuk melihat pasar tradisional saja dan syukur-syukur bisa foto di tulisan "Pasar Banyuwangi" seperti anak saya ini. Hehehe...
Setelah dari Pasar Banyuwangi, saya pun berjalan menuju arah Timur dan melewati Taman Blambangan. Saya nekad jalan kaki bersama anak saya mencari Pantai Marina Boom modal Google Maps. Yah, ala-ala turis lokal yang lagi backpakeran gitu. Namun pada akhirnya saya nyasar, bukannya menemukan Pantai Marina Boom eh malah melenceng jauh ke tambak ikan penduduk setempat. Dan, ojek online satu-satunya penolong saya saat itu untuk bisa mengantarkan saya ke Pantai Marina Boom.
Saat memasuki wilayah Pantai Marina Boom ada petugas yang memberikan karcis tiket masuk. Cukup membayar 5 ribu saja saya sudah bisa masuk bersama anak dan juga si abang ojek online yang akan mengantarkan saya ke titik lokasi.
Pantai Marina Boom ini sangat indah, bagus, dan keren menurut saya jika sampah-sampah yang berserakan di bibir Pantai Marina Boom lebih dijaga lagi kebersihannya. Andaikan para wisatawan sadar dan tidak membuang sampah seenak udelnya mungkin Pantai ini sudah sedap dipandang mata.
Padahal sudah tersedia tempat sampah diberbagai sudut guna memudahkan para wisatawan bisa membuang sampah pada tempatnya loh. Sayangnya masih ada beberapa wisatawan yang kurang sadar akan arti kebersihan.
Saat saya ke Pantai Marina Boom, waktu berkunjungnya kurang pas. Selain karena hanya berdua dengan si kecil bermodal ojek online pun karena saya datang di siang hari yang panasnya alamak bikin saya pengen cepet pulang dan tidur di kamar sambil ngidupin AC.
Saya nggak bisa foto di depan tulisan Pantai Boom, saya nggak bisa foto di Jembatan lintas berbentuk Spiral yang lagi ngehits itu, saya nggak bisa foto dengan latar belakang Sayap Malaikat, saya nggak bisa foto dengan naik kuda, yah pokoknya kurang pas saja waktunya.
Oleh ojek online, saya langsung diantar menuju pantai pasirnya. Pastinya kurang pas kalau siang hari datang kesini karena udaranya panas banget. Yah emang sedikit-sedikit sejuk anginnya tapi sedikit-sedikit anginnya menjadi panas. Intinya kalau mau kesini pagi dan sore hari saja, paling baik adalah di waktu sore.
Saya sengaja duduk di tempat yang sudah disediakan dengan payung lebar yang bisa menghalangi dari panas matahari. Cukup membayar 20 ribu saja kita bisa duduk santai sampai puas di tempat ini.
Jadi intinya kalau mau duduk harus sewa tempat duduk berpayung sebesar 20ribu rupiah dan bisa duduk sampai puas.
Saya sengaja duduk di tempat yang sudah disediakan dengan payung lebar yang bisa menghalangi dari panas matahari. Cukup membayar 20 ribu saja kita bisa duduk santai sampai puas di tempat ini.
Jadi intinya kalau mau duduk harus sewa tempat duduk berpayung sebesar 20ribu rupiah dan bisa duduk sampai puas.
Kursinya nyaman dibuat tidur dan saya sempat tidur disini kurang lebih 15 menit. Ayman saya biarkan bermain pasir dan naik turun sampai dia capek. Sayangnya saya terbangun karena Ayman membangunkan saya yang mungkin sudah capek bermain pasir pantai.
Pantainya indah banget dan saya bisa melihat Pulau Bali sambil duduk-duduk santai. Pasirnya berwarna hitam dengan tekstur pasir pada umumnya. Saya lihat Ayman asyik banget bermain pasir pantai dengan koral. Dia membuat gundukan pasir yang ditunjukkan pada saya saat sudah selesai. Pantai ini juga aman untuk berenang karena ombaknya tidak terlalu besar.
Sayangnya saya nggak bawa bekal pas datang kesini, ya memang nggak tau dan tanpa persiapan apa-apa. Pengunjung kanan kiri saya sepertinya sudah mempersiapkan bekalnya dari rumah dan saya hanya bisa melihatnya saja sambil menelan ludah karena lapar dan haus.
Mau jalan kaki ke warung kok terlalu jauh dan males banget melewati pasir yang panasnya MasyaAllah. Mendingan saya duduk santai disini sampai menunggu alarm dari Ayman untuk minta pulang. Tapi... Alhamdulillah, pengunjung disebelah saya memberikan donat untuk Ayman yang dari tadi merengek minta pulang.
Walaupun panas saya sangat puas bisa duduk santai hampir 2 jam di tempat duduk empuk ini dengan payung lebar yang mampu menghalangi saya dari sinar matahari. Angin yang didapat pun gonta-ganti, kadang sejuk kadang panas. Kadang mata saya terkena pasir pantai yang terbawa angin.
Begitulah cerita saya selama berada di Pantai Marina Boom di lokasi pasir pantainya. Belum sempat kulineran di tempat ini karena jaraknya lumayan jauh dari tempat saya bersantai di bawah tempat duduk berpayung. Oh ya, fyi semuanya ngabisin uang 25 ribu untuk tiket dan sewa tempat duduk berpayungnya ya.
Pulangnya saya naik ojol lagi dan oleh si abang ojol diajak lewat perkampungan penduduk ditepi pantai. Tentunya saya melihat perahu nelayan yang sedang menepi. Ayman bahagia melihat bentuk perahu yang sebenarnya.
Pulangnya saya naik ojol lagi dan oleh si abang ojol diajak lewat perkampungan penduduk ditepi pantai. Tentunya saya melihat perahu nelayan yang sedang menepi. Ayman bahagia melihat bentuk perahu yang sebenarnya.
Salam,
Dwi Puspita
Liat fotonya sampe ikutan kepanasan hehe, tapi seneng yak maen ke pantai :D
ReplyDelete