Waktu itu saya masih kuliah, hidup merantau jauh dari orang tua memberikan saya kemandirian bagaimana menempa hidup di tempat orang. Hidup ngekos dan serba terbatas membuat saya berkeinginan cepat-cepat lulus kuliah dan segera mendapatkan pekerjaan. Siang dan malam saya berusaha semaksimal mungkin mengerjakan tugas dan bagaimana caranya agar lulus lebih cepat. Walaupun banyak sekali rintangan tapi saya tetap percaya diri bahwa saya bisa menjalani ini semua.
Dukungan keluarga, orang-orang terdekat, sahabat dan teman menjadi salah satu semangat saya untuk tetap berjuang mengejar impian saya.
Alhamdulillah terkabul juga, akhirnya lulus kuliah lebih cepat, nganggur cuma sebulan dan setelah itu langsung dapat kerja di perusahaan swasta yang sebenarnya jauh banget basicnya dari jurusan yang saya ambil waktu kuliah. Tapi tak apa, la wong saya bisa kok menjalaninya pun perusahaan juga mau menerima saya walaupun waktu itu memang tidak sesuai dengan jurusan saua. Gaji pertama memang sangat mencukupi kebutuhan selama sebulan dan
Alhamdulillah masih bisa untuk menabung walaupun kadang menahan ego untuk berbelanja baju dan membahagiakan diri sendiri. Dijalani selama setahun kehidupan super hemat pada waktu agar uang tabungan cukup untuk menggapai impian saya yaitu memiliki sebuah rumah. Rumah sederhana yang bisa saya tempati daripada hidup di kos-kosan super sempit dan terbatas yang pada akhirnya bukan menjadi milik saya nantinya. Sudah mulai banyak mikir dan perhitungan, daripada uangnya buat bayar kos-kosan tiap bulan mending buat bayar cicilan rumah toh nantinya rumah akan menjadi milik saya. Beruntung banget pada waktu itu juga saya bertemu dengan seorang laki-laki yang siap mempersunting saya dan menggapai impian bersama salah satunya memiliki rumah.
Sebenarnya tak harus rumah baru, rumah bekas pun tak apa yang penting sudah sesuai dengan budget kami dan pastinya sudah cocok dengan apa yang menjadi syarat rumah impian saya. Etapi, jangan asal beli rumah bekas ya, harus bener-bener di cek apakah bangunannya oke, lingkungannya oke, jelas pemiliknya, dan pastinya status bangunan dan tanahnya juga. Ini semua agar tak menyesal di kemudian hari. Sudah enak-enak menempati bersama keluarga malah ada masalah dengan rumahnya.
Jika sudah oke, teman-teman bisa mencari beberapa informasi cara pengajuan KPR rumah bekas tanpa dp agar proses untuk memiliki rumah menjadi mudah. Informasi ini sangat penting selain agar kita tidak ditipu oleh beberapa pihak yang ingin mendapatkan keuntungan belaka.
Pada dasarnya membeli rumah secara KPR sangat membantu sekali bagi mereka yang tidak memiliki uang sesuai harga rumah. Mungkin jika ada dana berlebih ada juga yang membeli secara cash dan semua sah-sah saja yang penting jelas akad jual belinya serta dokumen dari rumah tersebut lengkap dan sesuai.
Teman-teman juga bisa mengunjungi rumah impian.id, yaitu platform resmi untuk apply KPR syariah dari BSI (Bank Syariah Indonesia). Banyak sekali tips yang bisa menjadi referensi sebelum KPR rumah terutama bagi pasangan baru menikah atau usia muda.
Kelebihan pengajuan KPR Syariah salah satunya adalah tanpa DP dan denda yang sangat membantu sekali bagi mereka jika suatu hari nanti ada masalah finansial misalnya. Selain itu prosesnya juga terbilang cepat dan mudah yang penting semua dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap ya. Jika ada kendala, biasanya pihak marketing akan membantu kita memberikan jalan keluar agar proses pengajuan dipermudah.
Intinya semuanya kembali kepada teman-teman, apakah teman-teman ingin mengajukan KPR secara syariah atau tidak karena semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semoga impian beli rumah segera terealisasi bagi teman-teman yang masih ngekos, ngontrak, atau masih tinggal di rumah mertua.
Salam,
Dwi Puspita
No comments:
Post a Comment
Yuk berkomentar :)